Jumat, 27 Mei 2011

KONSEP DAN KLASIFIKASI BIAYA

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puji dan syukur senantiasa saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan karuni-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.
Makalah ini memuat tentang Konsep dan Klasifikasi Biaya menurut Akuntansi Biaya.
Penulisan makalah ini telah diusahakan semaksimal mungkin. Namun, apabila didalam makalah ini terdapat kesalahan ataupun kekurangan dalam penyusunan baik susunan kata ataupun penulisan huruf, kami mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada Bapak, karena tak ada manusia yang sempurna.
Akhir kata kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak dan berbagai pihak yang telah mendukung kami.
Waalaikum Salam Warahmatullahi Wabarakatuh.


Makassar, 06 Oktober 2009

Kelompok 3














DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN 3
BAB II PEMBAHASAN 4
A. Konsep-konsep Biaya 4
B. Klasifikasi Biaya 5
C. Siklus Biaya Pada Perusahaan Manufaktur 8
D. Metode pengumpulan harga pokok 10
1. Harga Pokok Pesanan 10
2. Harga Pokok Proses 11
BAB III PENUTUP 12
Kesimpulan 12
DAFTAR PUSTAKA 13


















I. PENDAHULUAN
Dalam decade terakhir, globalisasi bisnis, meningkatnya persaingan, dan teknologi manufaktur baru, memaksa banyak perusahaan untuk mengevaluasi kembali praktik-praktik bisnis mereka. Evaluasi kembali ini membawa pada perubahan-perubahan dalam filosofi manajemen dan sistem bisnis, yang kemudian mengharuskan para akuntan untuk mengevaluasi kembali kegunaan informasi yang diberikan oleh sistem akuntansi kepada manajemen. Sistem akuntansi diciptakan terutama untuk menyediakan informasi untuk pelaporan eksternal, atau diciptakan pada saat teknologi dan sistem manufaktur sangat dipengaruhi oleh tenaga kerja manusia, dan saat ini tidak lagi mencukupi. Informasi yang disediakan oleh sistem akuntansi yang sudah usang terkadang tidak berguna dan dapat menyesatkan.
Untuk menyediakan informasi yang diperlukan oleh manajemen, akuntan mulai mendesain kembali sistem akuntansi. Berbagai jenis data yang berbeda dibutuhkan untuk berbagai pengambilan keputusan yang berbeda, dan berbagai sistem bisnis yang berbeda membutuhkan berbagai jenis sistem akuntansi yang berbeda untuk menyediakan datanya. Dengan berubahnya sistem bisnis, sistem akuntansi dievaluasi kembali, dan dalam beberapa kasus, diubah. Mengakui adanya hubungan tersebut akan membawa pada pengembangan dan implementasi sistem-sistem pengukuran baru, seperti quality costing, activity based costing, backflush costing, dan juga untuk meningkatkan pelaporan atas ukuran-ukuran kinerja non-finansial.













II. PEMBAHASAN
A. Konsep-Konsep Biaya
Konsep biaya telah berkembang sesuai kebutuhan akuntan, ekonom, dan insinyur. Akuntan telah mendefinisikan biaya sebagai “nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan pada saat akuisisi oleh penyusutan saat ini atau di masa yang akan datang dalam bentuk kas atau aktiva lain”
Sering kali istilah biaya (cost) digunakan sebagai sinonim dari beban (expense). Tetapi, beban dapat didefinisikan sebagai aliran keluar terukur dari barang dan jasa, yang kemudian ditandingkan dengan pendapatan untuk menentukan laba, atau sebagai penurunan dalam aktiva bersih sebagai akibat dari penggunaan jasa ekonomis dalam menciptakan pendapatan atau pengenaan pajak oleh badan pemerintah. Beban diukur dengan nilai penurunan dalam aktiva atau peningkatan dalam utang yang berkaitan dengan produksi atau penyerahan barang dan jasa. Beban dalam arti luas termasuk semua biaya yang sudah habis masa berlakunya yang dapat dikurangkan dari pendapatan..
Untuk membedakan antara biaya dan beban, bayangkan pembelian bahan baku secara tunai. Karena aktiva bersih tidak terpengaruh, tidak ada beban yang diakui. Sumber daya perusahaan hanya diubah dari kas menjadi persediaan bahan baku. Bahan baku tersebut dibeli dengan biaya tertentu, tetapi belum menjadi beban. Ketika perusahaan kemudian menjual bahan baku tersebut yang sudah diolah menjadi barang jadi, biaya dari bahan baku dibukukan sebagai beban di laporan laba rugi. Setiap beban adalah biaya, tetapi tidak setiap biaya adalah beban; contohnya saja, aktiva adalah biaya, tetapi bukan (belum menjadi) beban.
Istilah biaya menjadi lebih spesifik bila deskripsinya dimodifikasi menjadi biaya langsung, biaya utama (prime cost), biaya konversi, biaya tidak langsung, biaya tetap, biaya variable, biaya terkendali (controllable cost), biaya produk, biaya periode, biaya bersama (joint cost), biaya estimasi, biaya standar, biaya tertanam (sunk cost), atau biaya tunai (out of pocket). Setiap modifikasi mengimplikasikan atribut-atribut tertentu yang penting dalam pengukuran biaya. Setiap biaya tersebut dicatat dan diakumulasikan saat manajemen membebankan biaya ke persediaan, menyiapkan laporan keuangan, merencanakan dan mengendalikan biaya, membuat perencanaan dan keputusan strategis, memilih diantara alternative, memotivasi karyawan, dan mengevaluasi kinerja. Akuntan yang terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan harus bekerja dengan biaya masa depan, biaya penggantian (replacement costs), biaya diferensial (differential costs), dan biaya oportunitas (opportunity costs), di mana tidak satupun dari biaya-biaya tersebut dilaporkan dalam laporan keuangan eksternal.

B. Klasifikasi Biaya
Klasifikasi biaya sangat penting guna membuat ikhtisar yang berarti atas data biaya. Klasifikasi yang paling umum digunakan didasarkan pada hubungan antara biaya dengan berikut ini :
1. Produk ( satu lot, batch, atau unit dari suatu barang jadi atau jasa )
2. Volume Produksi
3. Departemen, proses, pusat biaya (cost centre), atau subdivisi lain dari manufaktur
4. Periode akuntansi
5. Suatu keputusan, tindakan atau evaluasi

Biaya dalam Hubungannya dengan Produk
Proses klasifikasi biaya dan beban dapat dimuali dengan menghubungkan biaya ketahap yang berbeda dalam operasi suatu bisnis. Dalam lingkuingan manufaktur, total biaya operasi terdiri atas dua elemen ; biaya manufaktur dan biaya komersial. Gambar 2–1 mengilustrasikan pembagian total biaya operasi dan mengindentifikasikan beberapa elemen yang termasuk dalam setiap devisi.

 Biaya Manufaktur
Biaya produksi atau biaya pabrik biasanya didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen biaya: bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.
 Bahan baku langsung
Semua bahan baku yang membentuk bagian integral dari produk jadi dan dimaksukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk.
 Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu.
 Overhead pabrik
Di sebut juga overhead Manufaktur, beban manufaktur, atau beban pabrik. Terdiri atas semua biaya manufaktur yang tidak ditelesuri secara langsung ke output tertentu.
 Bahan baku tidak lansung
Bahan baku yang diperlukan untuk penyelesaian suatu produk tetapi tidak diklasifikasikan sebagai bahan baku langsung karena bahan baku tersebut tidak menjadi bagian dari produk.
 Tenaga kerja tidak langsung
Tenaga kerja yang tidak dapat ditelesuri langsung ke konstruksi atau komposisi dari produk jadi. Tenaga kerja tidak langsung termasuk gaji pengawas, pegawai pabrik, pembantu umum, pekerja bagian pemeliharaan, dan biasanya pekerja bagian gudang.
 Beban Kormesial
Terdiri atas dua klasifikasi besar : beban pemasaran dan beban administrasi (juga disebut beban umum dan administratif). Beban Pemasaran mulai dari titik dimana biaya manufaktur berakhir, Beban Administratif termasuk beban yang terjadi dalam mengarahkan dan mengendalikan organisasi.

Biaya dalam Hubungannya dengan Volume Produksi
Beberapa jenis biaya berubah secara proposional terhadap perubahan dalam volume produksi atau output, sementara yang lainnya tetap relatif konstan dalam jumlah. Kecenderungan biaya untuk berubah terhadap output harus dipertimbangkan oleh manajemen ingin sukses dalam merencanakan dan mengendalikan biaya.
 Biaya Variabel
Jumlah total biaya variable berubah sevara proposional terhadap perubahan aktivitas dalam rentang yang relevan (relevant range). Dengan kata lain, biaya variable menunjukkan jumlah per unit yang relatif konstan dengan berubahnya aktivitas dalam rentang yang relevan.
 Biaya Tetap
Biaya tetap bersifat konstan secara total dalam rentang yang relevan. Denagn kata lain, biaya tetap per unit semakin kecil seiring dengan meningkatnya aktivitas dalam rentang yang relevan.
 Biaya Semivariabel
Beberapa jenis biaya memiliki elemen biaya tetap dan biaya variable; jenis biaya ini disebut biaya semivariabel. Misalnya, biaya listrik biasanya adalah biaya semivariabel.

Biaya dalam Hubungan dengan Departemen Produksi atau Segmen Lain
Suatu bisnis dapat dibagi menjadi segmen-segmen yang memiliki berbagai nama, pembagian pabrik menjadi departemen, proses-proses, unit kerja,pusat biaya, atau kelompok biaya juga berfungsi sebagai dasar untuk mengklasifikasikan dan mengakumulasikan biaya dan membebankan tanggung jawab untuk pengendalian biaya.

 Departemen Produksi dan departemen Jasa
- Departemen Produksi, operasi secara manual dan operasi mesin seperti pembentukan dan perakitan dilakukan secara langsung pada produk atau bagian-bagian dari produk.
- Departemen Jasa, jasa diberikan untuk keuangan departemen lain. Dalam beberapa kasus, jasa ini juga dinikmati oleh departemen jasa yang lain.
 Biaya Bersama (Common Cost) dan Biaya Gabungan (Joint Cost) adalah jenis biaya tidak langsung.
- Biaya bersama (Common Cost) biasanya ada di organisasi dengan banyak departemen atau segmen.
- Biaya Gabungan (Joint Cost) terjadi ketika produksi dari suatu produk menghasilkan satu atau beberapa produk lain tanpa dapat dihindari.

Biaya dalam Hubungan dengan Periode akuntansi
Biaya dapat diklasifikasikan sebagai pengeluaran modal (capital expenditure) atau sebagai pengeluaran pendapatan (revenue expenditure). Suatu pengeluaran modal ditujukan untuk memberikan manfaat di masa depan dan dilaporkan sebagai aktiva. Pengeluaran pendapatan memberikan manfaat untuk periode sekarang dan dilaporkan sebagai beban. Aktiva akhirnya akan menjadi beban ketika dikonsumsi atau kehilangan kegunaannya.
Membedakan antara pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan adalah penting untuk membandingkan biaya dengan pendapatan dan mengukur laba periodik. Tetapi pembedaan yang akurat antara kedua klasifikasi tidak selamanya memungkinkan.



Biaya dalam Hubungannya dengan Suatu Keputusan, Tindakan, atau Evaluasi
Ketika suatu pilihan harus dibuat di antara tindakan-tindakan atau alternative-alternatif yang mungkin dilakukan, adalah penting untuk mengidentifikasikan biaya (dan pendapatan, pengurangan biaya, dan penghematan) yang relevan terhadap pilihan tersebut. Pertimbangan atas item-item yang tidak relevan merupakan pemborosan waktu dan dapat mengalihkan perhatian dari item-item relevan; yang lebih penting, faktoryang tidak relevan bias saja disalahartikan sebagai faktor yang relevan.
Biaya diferensial adalah salah satu nama dari biaya yang relevan untuk suatu pilihan di antara banyak alternatif. Biaya diferensial sering kali disebut biaya marginal atau biaya inkremental. Jika biaya dideferensial hanya terjadi apabila alternatif tertentu diambil, maka biaya tersebut juga dapat disebut sebagai biaya tunai yang berkaitan dengan alternatif itu. Sejumlah pendapatan atau manfaat lain yang mungkin hilang bila alternatif tertentu diambil di sebut biaya oportunitas dari alternative tersebut.

C. Siklus Biaya pada Perusahaan Manufaktur
Akuntansi biaya tidak menambahkan langkah baru terhadap siklus akuntansi yang sudah dikenal, maupun membuang prinsip-prinsip yang dipelajari dalam akuntansi keuangan. Akuntansi biaya berkaitan dengan pencatatan dan pengukuran elemen biaya saat sumber daya yang berhubungan mengalir melalui proses produksi. Aliran biaya paralel dengan aliran sumber daya dan diilustrasikan di Gambar 4-1. Semua biaya manufaktur, tanpa memperdulikan perilaku biaya tetap maupun variable, mengalir melalui perkiraan barang dalam proses dan persediaan barang jadi. Hal ini merefleksikan asumsi penyerapan biaya penuh (full absorption cost).



Proses manufaktur, pengaturan fisik dari pabrik, dan kebutuhan pengambilan keputusan oleh manajer menjadi dasar bagi penentuan bagaimana biaya akan diakumulasikan. Biasanya, akun buku besar umum untuk biaya manufaktur adalah bahan baku, bebena gaji, pengendali overhead, barang dalam proses, barang jadi, dan harga pokok penjualan. Akun-akun tersebut digunakan untuk mengatur dan mengukur aliran biaya, dari perolehan bahan baku, melalui operasi pabrik, sampai ke harga pokok penjualan. Akun-akun biaya adalah perluasan dari akun-akun buku besar dan behubungan dengan akun buku besar, sebagaiman ditunjukkan di Gambar 4-2.
Gambar 4-2 menunjukkan seluruh beban gaji dikreditkan kea kun utang yang disebut beban gaji yang masih harus dibayar; ini merupakan pendekatan yang disederhanakan yang akan digunakan di seluruh bab ini. Dalam praktiknya, ada beberapa kewajiban yang terlibat, seperti jumlah pajak pendapatan Negara dan federal yang harus dipotong oleh pemberi kerja dan disetorkan kepada badan pemerintah. Semua kewajiban seperti itu benar-benar dicatat, dan sisanya adalah jumlah yang harus dibayarkan ke karyawan. Akun kewajiban beban gaji yang masih harus dibayar sangat berbeda dengan perkiraan kliring temporer yang disebut beban gaji, yang berfungsi untuk memfasilitasi perhitungan beban gaji dan mendistribusikannya kea kun biaya pada tanggal yang berbeda.
Akuntansi biaya menggunakan secara ekstensif akun-akun pengendali dan akun-akun buku besar pembantu saat informasi terinci mengenai akun-akun biku besar dibutuhkan. Ratusan item bahan baku yang berbeda, misalnya, dapat dimasukkan dalam satu akun bahan baku dalam buku besar. Akun buku besar overhead pabrik mungkin terdiri atas tenaga kerja tidak langsung, perlengkapan, sewa, asuransi, pajak, perbaikan, dan banyak lagi biaya lain. Setiap akun buku besar yang demikian disebut akun pengendali, dan ditunjang dengan sejumlah akun buku besar pembantu.


D. Metode Pengumpulan Harga Pokok
Sistem biaya yang telah disebutkan sebelumnya dapat digunakan dengan perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job order costing), dengan perhitungan biaya berdasarkan proses (process costing), atau dengan metode akumulasi biaya lainnya. Perhitungan berdasarkan pesanan dan perhitungan biaya berdasarkan proses akan dijelaskan di bawah ini.

 Harga Pokok Pesanan (job order cost)
Sistem Perhitungan biaya bedasarkan pesanan (job order costing)
Dalam perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job order costing), biaya diakumulasikan untuk setiap batch, lot, atau pesanan pelanngan. Apabila produk yang diproduksi dalam suatu departemen atau cost center bersifat heterogen. Dalam perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job order costing) akan lebih praktis mengidentifikasikan secara fisik setiap pesanan yang diproduksi dan membebankan setiap pesanan dengan paling tidak beberapa elemen biayanya. Catatan terinci yang menunjukkan biaya untuk setiap pesanan merupakan perkiraan buku besar pembantu yang menunjang perkiraan buku besar umum barang dalam proses.
Perhitungan biaya berdasarkan pesanan dapat diterapkan untuk pekerjaan berdasarkan pesanan di pabrik, bengkel, dan tempat reparasi; pekerjaan konstruksi dan percetakan, dan pekerjaan di bidang jasa seperti firma medis, hukum, arsitek, akuntansi, dan konsultasi.
Ketika suatu pesanan diproduksi sejumlah tertentu untuk persediaan, perhitungan biaya berdasarkan pesanan kemungkinan perhitungan biaya per unit. Ketika pesanan dikerjakan berdasarkan spesifikasi pelanggan, perhitungan biaya berdasarkan pesanan kemungkinan perhitungan laba atau rugi untuk setiap pesanan. Karena biaya diakumulasikan saat pesanan melalui proses produksi, biaya ini dapat dibandingkan dengan estimasi yang dibuat pada ssaat pesanan diterima. Oleh karena itu, perhitungan biaya berdasarkan pesanan memberikan kesempatan untuk mengendalikan biaya dan untuk mengevaluasi profitabilitas dari suatu kontrak, suatu produk, atau suatu lini produk.

 Harga Pokok Proses (process cost)
Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Proses (process costing)
Perhitungan biaya berdasarkan proses (process costing) mengakumulasikan biaya berdasarkan proses produksi atau berdasarkan departemen. Departemen bias saja ada dalam perhitungan biaya berdasarkan pesanan atau perhitungan biaya berdasarkan proses, tetapi perbedaan penting bahwa departemen merupakan focus dari penelusuran biaya dalam perhitungan biaya berdasarkan proses, dalam perhitungan biaya berdasarkan pesanan, batch, atau lot merupakan fokusdari penelurusan biaya.
Apabila semua unit digunakan yang dikerjakan dalam suatu departemen atau area kerja lain bersifat homogen atau bila tidak ada kebutuhan untuk membedakan antar unit. Perhitungan biaya bedasarkan proses mengakumulasikan semua biaya operasi suatu proses untuk suatu periode waktu dan kemudian membagi biaya tersebut dengan jumlah unit produk yang telah melewati proses selama peride tersebut, hasilnya adalah biaya perunit. Jika produk dari suatu proses menjadi bahan baku dari proses berikutnya, maka biaya per unit dihitung untuk setiap proses.
Dalam sistem biaya actual (historis) yang menggunakan perhitungan biaya berdasarkan proses, adanya persediaan yang separuh selesai pada akhir suatu periode akuntansi menyebabkan timbulnya masalah akuntansi kedua: perlakuan biaya dari persediaan tersebut di periode akuntansi berikutnya. Solusinya adalah untuk memilih suatu asumsi aliran biaya seperti yang digunakan dalam akuntansi untuk persediaan nonmanufaktur. Dalam praktiknya, asumsi aliran biaya yang paling umum untuk perhitungan biaya berdasarkan proses adalah metode biaya rata-rata tertimbang (weighted average method), yang merata-ratakan atau mencampur biaya dari persediaan awal yang belum selesai penuh dengan semua biaya yang terjadi selama periode sekarang.

KESIMPULAN
Akuntansi biaya pernah dianggap hanya berlaku dalam perusahaan manufaktur. Tetapi sekarang, setiap jenis dan ukuran organisasi memperoleh manfaat dari penggunaan akuntansi biaya. Misalnya, akuntansi biaya digunakan oleh institusi keuangan, perusahaan transportasi, firma jasa professional, rumah sakit, gereja, sekolah, perguruan tinggi, universitas, dan badan pemerintah serta aktivitas pemasaran dan administrative dalam perusahaan manufaktur.
Klasifikasi biaya sangat penting guna membuat ikhtisar yang berarti atas data biaya. Klasifikasi yang paling umum digunakan didasarkan pada hubungan antara biaya dengan berikut ini :
1. Produk ( satu lot, batch, atau unit dari suatu barang jadi atau jasa )
2. Volume Produksi
3. Departemen, proses, pusat biaya (cost centre), atau subdivisi lain dari manufaktur
4. Periode akuntansi
5. Suatu keputusan, tindakan atau evaluasi
Salah satu peran fundamental dari system biaya manapun adalah akumulasi biaya, yang terdiri atas identifikasi, pengukuran dan pencatatan informasi biaya dalam kategori-kategori atau klasifikasi yang relevan. Ada berbagai jenis metode akumulasi biaya yang digunakan dalam praktik, dan akan memperkenalkan dan membandingkan metode-metode yang paling umum. Sebelum metode akumulasi biaya dan berbagai system biaya disajikan, pola logis dari aliran biaya di dalam sistem akuntansi akan dijelaskan.
Akumulasi biaya secara umum, mendeskripsikan secara singkat metode perhitungan biaya berdasarkan pesanan dan metode perhitungan biaya berdasarkan proses, dan memberikan contoh usaha yang menggunakan masing-masing metode tersebut. Perhitungan biaya berdasarkan pesanan secara rinci.






DAFTAR PUSTAKA
Usry Carter, 2002, Akuntansi Biaya edisi 13, Salemba Empat, Jakarta.
Halim Abdul, 1996, Dasar-dasar Akuntansi Biaya edisi 4, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar